Header Ads

Dagang Bola

Kemegahan Stadion Palaran Kini Tinggal Kenangan

Kemegahan Stadion Palaran Kini Tinggal Kenangan








Samarinda - 
Kompleks Stadion Palaran Kalimantan Timur tersia-siakan. Venue Pekan Olahraga Nasional 2008 itu sepi aktivitas.
Miris melihat satu peninggalan perhelatan akbar PON pertama di Pulau Kalimantan. Stadion Megah itu dibangun tahun 2006 dan digunakan untuk PON 2008.
Kompleks Stadion Palaran merupakan salah satu sejarah bagi perkembangan olahraga nasional, di stadion yang dibangun dengan anggaran Rp 3 triliun inilah untuk pertama kalinya PON dilaksanakan di luar Pulau Jawa.
Dua kompleks olahraga berdiri megah, kompleks olahraga stadion madya Sempaja dan stadion utama Kaltim yang terletak di Palaran.
Sebanyak 43 cabang PON 2008 tertampung dan bertanding di arena berstandar internasional. Saat itu, Kaltim lantas menjelma menjadi primadona olahraga Indonesia. Ibarat melempar sinyal bahwa Kaltim yang siap dibebani tugas menggelar ajang internasional, publik kala itu tertuju kepada kualitas stadion utama Kaltim atau yang lebih dikenal dengan stadion Palaran.
Semua tribun sudah memakai single seat, lebih dulu ketimbang stadion utama gelora Bung Karno (SUGBK), klaim awal, kapasitas stadion dengan dua tingkat tribun itu mencapai 67.000 tempat duduk.
Namun sayang, hingga saat ini ajang internasional yang rencananya akan digelar ditempat ini tidak pernah terwujud, stadion utama Palaran hanya pernah menggelar laga Timnas Indonesia U-19 melawan Persisam Putra U-19.
Selebihnya stadion ini pernah dijadikan kandang Persiba Balikpapan dan Borneo FC saat kualitas rumput stadion ini masih sangat baik.
Kini kemegahan stadion kebanggaan rakyat Kaltim ini hanya tinggal kenangan, stadion utama Palaran hanya digunakan oleh masyarakat sekitar untuk pertandingan persahabatan antar tim lokal. Rumput lapangan berjenis zoysia matrella kini sudah tidak terlihat, bahkan rumput di atas lapangan sudah tidak dominan menutupi lapangan.
Bahkan lintasan tartan atletik delapan lajur mengelilingi lapangan utama juga sudah terlihat kusam, begitu juga dengan papan skor digital berdiri tegap di utara stadion.
Rahman salah seorang pengguna lapangan sepak bola menyesalkan kondisi lapangan stadion yang menjadi kebanggaan masyarakat Kaltim itu. Ia melihat ada masalah dalam pengelolaan stadion utama Palaran, harusnya stadion ini dikelola oleh swasta sehingga pemanfaatanya juga akan lebih dapat diandalkan.
"Sebelum COVID-19 merebak kami masih bisa bermain di stadion Palaran, namun kini sudah tidak bisa entah bagaimana nasibnya kini, harusnya ada upaya pemeliharaan untuk aset daerah ini karena kita tau bersama biaya pembangunanya mencapai 3 triliun, kalau dikonfensikan dengan APBD itu bisa satu tahun APBD Kabupaten / kota di Kaltim," kata Rahman.


Baca juga: BOCORAN TOGEL 

Tidak ada komentar